Janji yang Tinggal Janji: Nenek Indrawati dan Harapan yang Tak Kunjung Nyata

Janji yang Tinggal Janji: Nenek Indrawati dan Harapan yang Tak Kunjung Nyata

Bualkan.com,_Beberapa bulan lalu, dunia maya sempat digugah oleh potret kehidupan seorang nenek renta bernama Indrawati yang tinggal seorang diri di sebuah gubuk reyot di Parit 9, Simpang Jaya, Sungai Luar. Kondisi rumahnya sangat memprihatinkan—atap bocor, dinding rapuh, dan lantai berlubang. Di balik kesederhanaan dan penderitaan itu, nenek Indrawati tetap bertahan, hidup dalam keterbatasan namun penuh keikhlasan.

Viralnya kisah ini sempat menggugah hati banyak pihak. Datanglah sekelompok orang yang tampil bak malaikat penyelamat, menawarkan janji-janji perbaikan dan pembangunan rumah baru. Gubuk tua itu disebut akan disulap menjadi tempat tinggal yang lebih layak, tempat berteduh yang bisa memberi sedikit kenyamanan di usia senjanya. Harapan pun tumbuh—bukan hanya bagi sang nenek, tapi juga bagi masyarakat yang mendambakan kehadiran kepedulian nyata.

Namun, seiring berjalannya waktu, janji itu seolah hanya tinggal cerita. Para "malaikat" yang dulu datang membawa semangat bantuan, kini tak lagi terlihat. Bangunan baru yang dijanjikan tak kunjung berdiri, sementara sang nenek tetap hidup di gubuk yang sama, menghadapi panas, hujan, dan sepi. Rasa kecewa pun menyeruak, karena harapan yang sempat mekar itu kini layu tak berdaya.

Fenomena ini menjadi cermin ironis dari banyak program bantuan yang hanya bergerak saat sorotan publik ramai, namun hilang ketika lampu kamera mati. Kebaikan yang seharusnya tulus, berubah menjadi ajang pencitraan sesaat.

Kini, lebih dari sekadar viral, nenek Indrawati butuh uluran tangan nyata. Ia butuh kehadiran orang-orang yang tidak hanya menjanjikan, tapi juga benar-benar menjalankan. Karena kemanusiaan sejati bukan tentang berapa banyak yang kita ucapkan, tapi seberapa besar aksi nyata yang kita wujudkan

Berita Lainnya

Index